Yogyakarta – Acara penjurian final Peace Poster Contest 2025 yang diselenggarakan oleh Lions International District 307 B2 berlangsung meriah di Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan gagasan tentang perdamaian dunia dengan tema *Together As One* melalui karya seni lukis.
*Gubernur Distrik 307 B2, Lianawati Tjokrohartono*, menyampaikan bahwa lomba ini memiliki makna penting dalam menanamkan nilai cinta damai sejak usia dini. “Dengan diadakannya Peace Poster Contest, kami menumbuhkan kesadaran tentang perdamaian dunia mulai dari anak-anak, agar mereka bisa cinta damai,” ujar Lianawati. “Kita sambut dengan gembira dan bersyukur, karya terbaik dari sini akan kami ajukan ke tingkat yaitu Multi Distrik 307, hingga juaranya nanti ke tingkat Internasional,” tambahnya.
Menurutnya, karya peserta tahun ini menunjukkan peningkatan kualitas. “Sudah bagus sekali. Untuk kepemimpinan estafet periode selanjutnya saya yakin akan semakin meningkat,” katanya.
*Ketua Komite Peace Poster Contest, Lydya Poula*, menjelaskan bahwa lomba ini diikuti oleh pelajar berusia 11 hingga 13 tahun, dengan penjurian yang dilaksanakan pada 15 November 2025. “Persiapan penjurian tidak lama, kurang lebih dimulai sejak sebulan lalu. Kami sengaja memilih juri yang berdomisili di sekitar Yogyakarta, Solo, dan Magelang, yang kebetulan terkait dengan lokasi Final Penjurian PPC District 307 B2”.
Lydya menegaskan bahwa tidak sangat menjaga kualitas penilaian dengan memilih juri berpengalaman. “Kami tidak asal memilih juri. Karena Lions International adalah organisasi berskala dunia, maka kami sangat memusatkan mencari juri yang berbobot dan memahami pesan *Together as One* yang ingin disampaikan malui poster perdamaian,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa proses penjurian berjalan lancar. “Tidak ada kesulitan karena juri sudah sangat berpengalaman dibidangnya dan memahami materi karya peserta. Peace Poster Contest ini memang agenda rutin tahunan dan menjadi salah satu kegiatan utama Lions International,” katanya.
*Ketua Dewan Juri, Subki*, mengungkapkan pendekatannya dalam menilai karya. “Kami menilai karya itu seperti menilai wanita cantik. Tidak sekadar cantik, tapi juga pintar. Ada nilai teknis, komposisi warna, penonjolan objek, dan pesan satu dalam damai yang bisa ditangkap masyarakat,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia menambahkan, waktu yang diberikan untuk penjurian sekitar satu jam. "Secara visual kami bisa langsung membaca gambar, jadi tidak mengalami kesulitan. Harapan kami, karya anak-anak ini terus berkembang, tidak hanya di Lions International D307 B2, tapi juga di komunitas lain agar Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya, tetap terjaga perdamaiannya," kata Subki.
Dalam lomba tahun 2025 ini, ratusan peserta mengikuti seleksi di tingkat daerah dan wilayah, kemudian terpilih 69 finalis dari 53 klub. Setelah melalui penilaian dengan berbagai aspek, terpilih *Juara 1 diraih oleh Joanne Gracia Susanto dari Lions Club Malang Indah dengan total nilai 820, disusul Chaira Quinalika Adristy dari Lions Club Malang Amazing Juara 2 (770), dan Sevina Putri Agetik dari Lions Club Surabaya Mahardika sebagai Juara 3 (750). Jaden Elliot Satyadi dari Lions Club Bandung Chandra Kirana meraih Harapan 1 (735), dan Gabriella Eleanor Wonua dari Lions Club Surabaya Srikandi meraih Harapan 2 (715)*.
Anggota juri lainnya, Yayan Suherlan dan Kholil Habibaloh (Kaji Habib), turut berharap agar lomba ini terus menjadi sarana mencetak nilai-nilai perdamaian, khususnya bagi generasi muda Indonesia.